Skip to main content

JAULAH

JAULAH 

Jaulah artinya berkeliling sebagaimana kelilingnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan 
para sahabat Radhiyallahu 'anhum dari kampung ke kampung, dari lorong ke lorong atau dari rumah 
ke rumah mengajak orang-orang untuk taat kepada Allah dan Rasul-Nya. 

Maksud dan Tujuan: 

1. Untuk membentuk sifat sabar, tawadu, ikhlas, ihsan, dan sifat lainnya. 

2. Agar Allah SWT memudahkan kita mengamalkan hukum-hukum Islam. 

3. Agar Allah Subhanahu wa ta'ala memberikan hidayah dan mengekalkan hidayah dalam diri kita 
dan menjadi asbab tersebarnya hidayah pada diri orang lain. 

Keutamaannya : 

> Siapa saja yang mengalami kesusahan untuk mengajak seorang dalamjaulah, maka 
Allah Subhanahu wa ta'ala akan memudahkan langkahnya masuk ke jannah. Setiap langkah 
kaki akan mengangkat derajatnya 700 kali di sisi Allah Subhanahu wa ta'ala dan akan 
menggugurkan dosa-dosa. 

> Para malaikat dan seluruh makhluk , baik yang di darat dan di laut dan di angkasa memohon 
ampunan bagi orang yang berjaulah. 

> Para malaikat merendahkan sayapnya untuk dilalui dan debu-debu yang menempel akan 
menjadi tameng asap api neraka. 

> Berdiri sesaat di jalan Allah lebih baik dari pada shalat sunnat sepanjang malam di depan Hajar 
Aswad dan pada malam lailatul Qadri. 

> Barang siapa yang terluka di jalan Allah atau tertimpa musibah, maka sesungguhnya ia akan 
dibangkitkan dengan darah yang masih menetes seperti keadaannya pada waktu ia terluka, yang 
warna darahnya seperti za'faron dan harumnya seperti harum katsuri. 

Kelompok jaulah terbagi dua, yaitu : 

1 . Kelompok di dalam masjid adalah : 

(1) dzakirin/mudzakir, tugasnya berdzikir dengan khusyu' dan berdo'a hingga meneteskan air 
mata, dan baru berhenti bila jamaah yang diluar telah kembali, 

(2) muqarrar, tugasnya mengulang-ulang pembicaraan iman dan 'amal shalih (taqrir), 

(3) mustami', tawajjuh mendengar pembicaraan taqrir, dan 

(4) Istiqbal, tugasnya menyambut orang yang datang ke masjid lalu mempersilahkan shalat 
Tahiyyatul Masjid , dipersilahkan duduk dalam majlis taqrir, juga menunggu dengan penuh 
kerisauan dan fikir kepada saudaranya yang belum datang ke masjid. 



#16 



2. Kelompok di luar masjid adalah : 

(1) dalil, sebagai penunjuk jalan, sebaiknya dalil adalah warga setempat untuk menunjukan 
mana rumah non muslim, muslim, ulama, umara, dan ahli masjid atau orang yang belum 
shalat berjamaah di masjid. Keutamaan seorang dalil adalah ia lebih dahulu masuk Jannah 
500 tahun, 

(2) mutakallim, sebagai juru bicara, penyambung lidah rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam. 

(3) Makmur, tugasnya berdzikir (dalam hati), tidak berbicara , dan mengantarkan jamaah cash 
ke masjid, dan 

(4) amir jaulah, bertanggungjawab terhadap rombongan jaulah. Jika ada yang melanggar tertib 
maka amir mengucapkan Subhanallah, dan masing-masing mengoreksi dirinya bukan 
melihat orang lain. Jika masih tidak tertib juga, maka amir memberi targhib dan berhak 
memutuskan, apakah jaulah dilanjutkan atau kembali ke masjid. 

Pada waktu jaulah hendaknya membawa empat sifat : 

1. Fikir, dalam berjaulah ini bukan sekaedar melihat-lihat suasana tetapi harus dijalankan dengan 
penuh fikir dan risau Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam, bagaimana agar umat manusia 
selamat dari adzab Allah Subhanahu wa ta'ala sehingga Islam menjadi rahmatan lil'alamin. 

2. Dzikir, jangan buat jaulah dengan hati yang lalai, buat jaulah dengan do'a dan mengingat Allah 
Subhanahu wa ta'ala, merasa diawasi dan dilihat oleh Allah Subhanahu wa ta'ala dan berharap 
Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan hidayah-Nya. 

3. Syukur, hemdaknya bersyukur telah dipilih dan dilibatkan oleh Allah SWT dalam tugas yang 
mulia untuk melanjutkan usaha nubuwwah, padahal kita orang yang dhaif dan tak berilmu, 
karena sesungguhnya kita tak pantas melakukan usaha yang mulia ini, usaha para nabi dan rasul. 

4. Sabar, hendaknya memahami bahwa segala usaha ke arah perbaikan pasti ada rintangannya, 
iblis dan sekutu-sekutunya tidak akan pernah berhenti sampai hari kiamat untuk menghalangi. 
Tidak semua orang paham akan amalan ini, kecuali orang-orang yang telah diberi hidayah oleh 
Allah SWT. Oleh sebab itu kita akan bertemu dengan orang-orang yang memiliki sifat-sifat 
seperti : 

(1) Abu Bakar, langsung menyambut baik menerima dan ikut ambil bagian dalam usaha ini 
(jamaah cash), 

(2) Abu Thalib, sangat mendukung dan memberi fasilitas serta membela jika ada yang 
menentang, tetapi sayang tak mau bergabung hingga akhir hayatnya, karena menganggap 
derajat bangsawannya akan jatuh jika bergabung dalam usaha ini, 

(3) Abu Sofyan, masih enggan dan malu, nanti orang-orang berbondong-bondong memeluk 
Islam, baru bergabng setelah fathul Makkah. 

(4) Abu Jahal, yang digambarkan menentang keras dan berusaha selalu menghalangi dengan 
berbagai cara kapanpun dan dimanapun serta dalam situasi dan kondisi apa saja. 

Kerja Dakwah adalah kerja yang paling banyak memberikan masehat, sehingga syetan dan 
kawan-kawannya takkan berhenti menghalangi. Hal ini adalah sunnatullah, sebagaimana Allah 
Subhanahu wa ta'ala menurunkan hujan ke bumi ini, ada yang suka dan ada yang tidak suka. 
Para petani akan bergembira karena tanamannya mendapat siraman air, tetapi sebaliknya, petani 
yang sedang menjemur padi-nya kurang senang karena jemurannya tidak kering. Rasulullah 
Shallallahu 'alaihi wa sallam yang berakhlak mulia, juga tetap diuji dengan hal-hal yang tidak 
menyenangkan dalam amal dakwah ini. Dan tetap bergerak walaupun kaum kuffar, musrikun, 
munafikun, dan fasikin tidak suka. 

"Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar 
Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang-orang musyrik benci. " 
(QS. As Shaff : 9) 

Para Nabi dan rasul yang terdahulu pun mengalaminya. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman : 
"Dan seperti itulah telah kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari (kalangan) orang-orang 
yang berdosa. Dan cukuplah Rabbmu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong. " ( Qs. Al 
Furqon : 31 ) 



#17 



Sebelum berjaulah seluruh rombongan dipersiapkan. Adab-adab jaulah disampaikan setelah selesai 
pembagian tugas agar masing-masing memahami adab-adabnya. 

Adab-adab jaulah: 

> Berdoa memohon hidayah di tempat yang terbuka 

> Disunnahkan berjalan di sebelah kanan dengan menundukan pandangan, karena pandangan 
yang tidak terjaga akan dapat menyebabkan rusaknya amalan ini, sehingga menghalangi 
turunnya hidayah. Ketika jaulah kita menundukan pandangan, maka akan mudah mengamalkan 
Al Qur'an, tetapi bila tidak menundukan pandangan, tidak akan dapat mengamalkan Al Qur'an, 
bahkan hafalan ayat-ayat Al Qur'an akan dapat hilang. Memandang yang halal diperbolehkan, 
tetapi pandangan tersebut dapat mentasykil (mengajak) hati untuk menginginkan barang yang 
dilihat. Apabila menundukan pandangan, maka akan melihat hakikat tanah tempat kita akan 
dikuburkan serta batu yang pecah-pecah ketika Allah Subhanahu wa ta 'ala menghancurkan 
bumi ini. 

> Dalil dan mutakallim berada di depan, sedangkan amir di belakang 

> Hindari berdiri di depan pintu rumah, apa yang ada dalam rumah bagi orang yang kita kunjungi 
adalah "aurat", maka hendaknya kita menghormati pemilik rumah dengan tidak melihat-lihat 
pemandangan dalam rumah tanpa seizin pemilik rumah, jika kita berdiri tepat di depan pintu 
rumah kemungkinan untuk melihat isi rumah menjadi besar. 

> Dalil mengetuk pintu rumah, jika tuan rumah tidak merespon, maka ketukan diulangi lagi 
sehingga sampai 3 kali, ditiap jeda saat menuggu respon dari tuan rumah, muttakallim 
dianjurkan berdzikir kalimat thoyyibah subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wa 
Allahuakbar {dzikir lisan ataupun dzikir qolbi, yang tidak dikeraskan), jika tidak ada respon 
dari tuan rumah maka jamaah meninggalkan rumah tersebut dengan berprasangka baik. 

> Apabila tuan rumah berada di tempat, maka mutakallim yang berbicara dan semua anggota 
rombongan mendengarkan pembicaraan mutakallim dengan tawajjuh (konsentrasi) dan risau 
bagaimana Allah Subhanahu wa ta 'ala memudahkan langkah tuan rumah menuju masjid. 
Mutakallim menyampaikan maksud dan tujuan silaturrahim, targhib mengenai kebesaran 
Allah dan alam akhirat, serta pentingnya iman dan amal shalih. Kemudian tasykil ke masjid, 
(pembicaraan tidak panjang seperti bayan dan tidak pendek seperti i'lan (pengumuman), sesuai 
dengan kapasitas orang yang dijumpai (pembicaraan tidak mesti seragam). 

> Jaulah ditangguhkan sebelum waktu adzan, dengan amir rombongan memberi targhib dan 
mengingatkan lagi bahwa jaulah ini di niatkan untuk seluruh alam dan niat akan dilanjutkan 
sampai anak cucu kelak sampai hari kiamat. Perbanyak istighfar sebab mungkin banyak 
melanggar tertib, dan juga karena masih banyak saudara muslim yang belum tertunaikan hak- 
haknya. 

> Jaulah dilakukan sebelum shalat waktu Maghrib, atau sesuai dengan kondisi masyarakat 
setempat. Apabila masyarakat rata-rata berada dirumah pada malam hari, jaulah dilakukan ba'da 
Maghrib dan bayannya, ba'da Isya (diantara dua waktu shalat). 

ADAB SEORANG AMIR JAMAAH 

1 . Bertanggungjawab terhadap waktu dan harta makmurnya 

2. Mengetahui ahwal (kondisi) makmur untuk memudahkan pembagian tugas 

3. memberi tugas kepada makmur secara bertahap-tahap, mulai dari mutakallim, muqarror, 
mubayyin Shubuh dan Maghrib 

4. Menjaga ketertiban dengan memberi nasihat dengan hikmah, tidak di depan umum tetapi 
melalui mudzakarah atau pembicaraan empat mata kepada makmur 

5. Jika meninggalkan jamaah, mengangkat Amir sementara 

6. Amir berhak menahan dan mengijinkan jika makmur ada keperluan di luar 

7. Mengetahui posisi makmur setiap saat 

8. Kasih sayang kepada semua makmur tanpa ada perbedaan 



#18 



9. Makmur yang belum bisa mengerjakan tugas dengan baik, jangan dicela atau diremehkan, 
tetapi dibantu dan diarahkan 

10. Belajar jadi makmur yang baik 

11. Amir ditugaskan untuk khidmat dan mutakallim, jika belum ada makmur yang mampu 
melakukannya 

12. Tidur paling akhir, bangun paling awal 

13. Ketika bersafar pada malam hari, amir berada di depan dan pada siang hari amir berada di 
belakang 

ADAB SEORANG MAKMUR 

1 . Taat kepada Amir, siapapun dia 

2. Meminta ijin apabila mempunyai keperluan di luar masjid 

3. Dalam membelanjakan harta bermusyawarah dengan Amir 

4. Tidak membanding-bandingkan Amir 

5. Hindari saling menegur, tapi menyampaikan kepada Amir 

6. Tidak berhak mengomando dalam satu amalan, sebab itu hanya tugas Amir atau orang yang 
diberi amanah Amir 

7. Tidak memaksakan kehendak ketika meminta ijin 

8. Belajar jadi amir yang baik, bisa mengatur diri sendiri dengan tidak menyusahkan Amir 

9. Membantu rezeki Amir 

10. Sebaiknya yang pertama kali menerima pemberian berupa makanan adalah Amir bila berada 
di tempat 

11. Petugas khidmat bermusyawarah dengan Amir jika akan ikram kepada jamaah masjid atau 
masyarakat 

12. Sebelum menghidangkan makanan, sebaiknya petugas khidmat lebih dulu meminta saran 
kepada Amir 

13. Bermusyawarah dengan Amir jika petugas khidmat akan menambah biaya untuk khidmat 
dan uang itu harus diganti 

Comments

Popular posts from this blog

4 pikir Rasulullah SAW :

4 pikir Rasulullah SAW : 1 . Bagaimana agar seluruh umat manusia taat kepada Allah SWT. 2. Bagaimana agar seluruh manusia meninggal dengan mengucapkan kalimat thayyibah (Laa ilahailla Allah). 3. Bagaimana agar seluruh manusia selamat dari azab Allah SWT di dunia dan akhirat. 4. Bagaimana agar seluruh manusia menjadikan dakwah sebagai maksud dan tujuan hidup, sehingga agama sempurna (kaffah) dalam dirinya dan menjadi asbab (penyebab) Hidayah untuk seluruh alam. Pikir seluruh alam: S Bagaimana agar perkembangan Islam di seluruh dunia dapat berjalan dengan pesat •S Bagaimana agar umat Islam di seluruh dunia dapat mengamalkan agama dengan sempurna S Bagaimana agar agama Islam sampai ke seluruh pelosok dunia S Bagaimana daerah terpencil yang harus segera dipikirkan S Bagaimana umat Islam yang berada di ambang kehancuran S Bagaimana negara-negara yang penduduknya mayoritas muslim, tetapi usaha agama belum hidup Cara mendapatkan pikir seluruh alam: •S Khuruj fi s...

MUSYAWARAH

MUSYAWARAH > Maulana ilyas rah.a berkata "Musyawarah adalah perkara yang besar. Allah SWT berjanji apabila kalian duduk ber Musyawarah dan bertawakal kepada Allah SWT, maka sebelum kalian berdiri ,kalian akan mendapat taufik ke jalan yang lurus." > Musyawarah adalah azas dari usaha dakwah ini yang akan menjadi ruh dalam setiap pengorbanan, pengorbanan tanpa Musyawarah akan sia-sia. tanpa Musyawarah maka ijtima "iyyat kerja akan hilang dan pertolongan Allah SWT.Akan menjauh,karena nusralullah akan datang melalui kebersamaan umat ini. > Musyawarah adalah pengganti turunyya wahyu yang tidak akan turun lagi , usaha ini tidak mengharap bantuan dari dunia tetepi semata-mata hanya pertolongan dari Allah SWT.Dengan Musyawarah kesatuan hati akan terwujud dan akan meningkatkan pikir. > Ijima iyyat bukan berkumpulnya sekelompok orang,tetapi adanya kesatuan hati,pikir,dan gerak sebagai mana dalam shalat berjamaah. ketika shalat seluruh jamaah satu hati...

MUDZAKARAH KHUSUSI

MUDZAKARAH KHUSUSI 4 hal yang harus diperhatikan ketika khususi: 1 . menutup aib 2. berprasangka baik 3. ikram 4. berdoa Tahapan-tahapan tasykil: 1 . qiyam 2. salam 3. tha'am 4. kalam Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kalam/perkataan: ■S Allah SWT memerintahkan mengucapkan perkataan yang benar S Menghindari perkataan yang buruk S Kepada orang tua ucapkan perkataan yang mulia (Qaulan Karimah) S Kepada keluarga dekat, orang-orang miskin, dan orang-orang yang berada dalam perjalanan ucapkan perkataan yang pantas (Qaulan Maisyura) S Kepada orang yang belum paham (pikirannya belum matang atau belum baligh) dan kepada lawan jenisnya (wanita), ucapkan perkataan yang baik (Qaulan Ma'rufa) S Kepada orang-orang munafik ucapkan perkataan yang berbekas (Qaulan Baliigha) ■S Kepada penguasa yang dhalim ucapkan perkataan yang lembut (Qaulan layyina) S Kepada orang-orang jahil ucapkan perkataan yang mengandung keselamatan (Qaulan Salam...